Jan Koum – Kisah Perjuangan Hidup Hingga Membuat WhatsApp yang Diharga Facebook 232 Triliun Rupiah

Jan Koum adalah miliarder pencipta WhatsApp yang memiliki kisah hidup pelik. Sebagai seorang imigran Ukraina yang melarikan diri dari Uni Soviet, ia pindah ke Amerika Serikat, menghadapi kemiskinan yang lebih parah, namun masih berhasil membangun perusahaan bernilai miliaran dolar dalam waktu lima tahun. Berikut ini kami akan jabarkan tentang Jan Koum – kisah perjuangan hidup hingga membuat WhatsApp yang diharga Facebook 232 triliun rupiah

Sekilas Tentang Kehidupan Jan Koum

Jan Koum lahir di Kyiv, Ukraina, pada tanggal 24 Februari 1976. Ayah Jan Koum bekerja pada bidang konstruksi dan ibunya merupakan ibu rumah tangga. 

Pada tahun 1992, dia dan ibu serta neneknya pindah ke Mountain View, California. Dia berusia 16 tahun saat itu. 

Sebuah program dukungan sosial membantu pasangan ibu dan anak ini mendapatkan apartemen kecil dengan dua kamar tidur. 

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ibu Koum bekerja sebagai babysitter sementara Koum bekerja sebagai petugas kebersihan di toko kelontong. 

Pada tahun 2000, ibunya meninggal setelah lama berjuang melawan kanker.

Di usia 18 tahun, Koum menunjukkan minat pada pemrograman dan belajar sendiri cara membuat kode. Dia juga mendaftar di Universitas Negeri San Jose. 

Pada tahun pertamanya, di Ernst & Young Koum bekerja sebagai penguji keamanan. 

Untuk mendapatkan lebih banyak eksposur, ia bergabung dengan kelompok keamanan komputer bernama w00w00. Selama ini, dia bertemu Brian Acton, calon mitra bisnisnya. Pada tahun 1997, Yahoo! mempekerjakannya, dan dia keluar dari perguruan tinggi. 

Selama kurang lebih 9 tahun, Koum dan Acton bekerja di perusahaan besar, yakni Yahoo! 

Pada tahun 2007, keduanya berhenti dan melakukan perjalanan keliling Amerika Selatan selama setahun. 

Setelah perjalanan mereka, keduanya melamar di Facebook tetapi ditolak. 

Mereka tidak tahu bahwa Facebook akan membeli perusahaan mereka senilai miliaran dolar beberapa tahun kemudian.

Belajar Pemrograman Secara Otodidak dan Penuh Keprihatinan

Salah satu hal yang mencolok tentang Jan Koum adalah dedikasinya untuk belajar pemrograman secara otodidak. 

Setelah tiba di Amerika Serikat, dia mulai belajar pemrograman sendiri. Ia tertarik pada komputer dan pemrograman sejak usia muda, dan dengan tekad dan semangat belajar yang kuat, ia berhasil mengasah keterampilannya.

Pada tahun 2009, Jan Koum bersama dengan Brian Acton mendirikan WhatsApp, sebuah aplikasi pesan instan yang revolusioner. 

WhatsApp menjadi sangat populer dan menjadi salah satu aplikasi terbesar di dunia untuk komunikasi melalui pesan teks, suara, dan video. 

Keberhasilan besar WhatsApp ini juga membuat Jan Koum menjadi salah satu miliarder teknologi terkemuka di dunia.

Namun, meskipun sukses finansialnya, Jan Koum dikenal sebagai seseorang yang menjalani gaya hidup sederhana dan penuh kedermawanan. 

Ia memiliki sejarah pribadi yang menginspirasi, dengan latar belakang sulit di Ukraina dan perjalanan yang luar biasa menuju kesuksesannya di dunia teknologi. 

Selama bertahun-tahun, dia juga terlibat dalam beberapa upaya amal, termasuk memberikan sumbangan besar untuk organisasi yang membantu anak-anak yang kurang beruntung.

Pernah Bergabung Dalam Komunitas Hacker Elit

Tidak ada bukti pasti yang menunjukkan bahwa Jan Koum, salah satu pendiri WhatsApp, pernah bergabung dalam “komunitas hacker elit.” 

Jan Koum dikenal sebagai seseorang dengan latar belakang teknis dan minat dalam pemrograman serta keamanan komputer, tetapi tidak ada informasi yang menunjukkan keterlibatannya dalam kegiatan ilegal atau aktivitas hacking elit yang merugikan.

Koum lebih dikenal karena perannya dalam menciptakan WhatsApp, sebuah aplikasi pesan instan yang sukses. 

WhatsApp didirikan dengan fokus pada privasi pengguna dan keamanan pesan, dan selama bertahun-tahun, aplikasi ini menjadi salah satu platform komunikasi terbesar di dunia. 

Meskipun ada minatnya dalam keamanan komputer, tidak ada bukti yang menghubungkannya dengan komunitas hacker elit dalam arti negatif atau ilegal.

Mulai Membuat WhatsApp Pada Tahun 2009

Pada tahun 2009, Jan Koum bertemu dengan seorang teman dan mendiskusikan ide Koum untuk aplikasi baru. 

Pada hari ulang tahunnya, ia secara resmi mendirikan WhatsApp Inc. di California. Dengan bantuan pengembang Rusia, ia membangun front-end platform perpesanan. Awalnya, aplikasi ini tidak populer. 

Namun, setelah peluncuran notifikasi push, WhatsApp mulai mendapatkan pengguna. Segera, dia meyakinkan Acton untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. 

Pada tahun 2014, Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai US$19 miliar.

Pada tahun 2015, WhatsApp menjadi aplikasi perpesanan paling populer di dunia dan saat ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia. 

Saat ini, kekayaan bersih Jan Koum adalah sekitar $10,4 miliar. Setelah keluar dari WhatsApp, Koum dan istrinya memulai sebuah organisasi untuk tiga badan amal mereka. 

Pasangan ini telah menyumbangkan 1 miliar dolar untuk kegiatan filantropi.

Jan Koum, dengan kekayaan bersih diperkirakan $9,8-$13,7 miliar, menyumbangkan $2 juta untuk kampanye American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). 

Koum kini menjadi pemegang saham Facebook terbesar keempat, dengan kekayaan senilai sekitar $5,8 miliar. 

Dia menjadi runner-up di 8th Annual Crunchies Awards pada tahun 2015 dalam kategori Founder of the Year. Juga, di no. 62 dalam Daftar 400 Orang Amerika Terkaya versi Forbes pada tahun 2014.

Kisah Akuisisi Oleh Facebook Pada Tahun 2014

Akuisisi WhatsApp oleh Facebook pada tahun 2014 adalah salah satu transaksi besar dalam sejarah industri teknologi dan sosial media. 

Pada tanggal 19 Februari 2014, Facebook mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi WhatsApp dengan nilai transaksi sebesar $19 miliar, yang terdiri dari kombinasi uang tunai dan saham. Ini adalah salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah teknologi saat itu.

WhatsApp adalah sebuah aplikasi pesan instan yang sangat populer, terutama di luar Amerika Serikat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan teks, suara, dan gambar dengan mudah, serta melakukan panggilan suara dan video.

Facebook melakukan akuisisi WhatsApp karena mereka ingin memperkuat dominasi mereka di pasar komunikasi mobile dan mempertahankan pertumbuhan pengguna, terutama di negara-negara berkembang. WhatsApp adalah salah satu pesaing kuat Facebook di pasar pesan instan.

Jan Koum, salah satu pendiri WhatsApp, tetap memimpin perusahaan setelah akuisisi. Selama beberapa tahun, WhatsApp beroperasi secara independen dengan janji untuk menjaga privasi pengguna dan tidak mengintegrasikan data WhatsApp dengan data pengguna Facebook.

Seiring berjalannya waktu, Facebook mulai mengintegrasikan beberapa fitur WhatsApp dengan layanan mereka, seperti iklan di WhatsApp Status. 

Namun, mereka juga dihadapkan pada beberapa tantangan hukum terkait privasi pengguna dan penggunaan data.

Selain itu, WhatsApp juga memperkenalkan WhatsApp Business, platform khusus untuk bisnis kecil dan menengah untuk berinteraksi dengan pelanggan melalui pesan. Ini menjadi salah satu langkah strategis Facebook untuk memonetisasi WhatsApp.

Akuisisi WhatsApp oleh Facebook adalah salah satu contoh bagaimana perusahaan teknologi besar seringkali mengakuisisi perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan besar untuk memperkuat posisinya di pasar. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan pesan instan dalam era digital.